Berikut merupakan perutusan DS Anwar Ibrahim yang disampaikan melalui peguam beliau pada 15 September 2015:
“Saya mengecam tindakan beberapa anggota Umno dan lain-lain yang terlibat dalam kejadian pembakaran patung yang menyerupai pimpinan DAP. Ia satu tindakan yang memalukan lagi tidak beradab, dan juga mempunyai elemen perkauman.
UMNO di bawah pimpinan Dato’ Sri Najib Razak semakin tidak bertoleransi, dan semakin tidak bertanggungjawab dengan memperalatkan isu perkauman dan keagamaan untuk kekal relevan.
Taktik memburuk-burukkan pimpinan pembangkang mirip sifat pemerintah autoritarian.
UMNO dan pimpinannya perlu berani berdepan dengan pembangkang dan masyarakat sivil melalui perbahasan yang sihat dan berasaskan logik.
Ketiadaan keberanian ini dicerminkan dalam tindak-tanduk Datuk Seri Zahid Hamidi, Menteri Dalam Negeri yang sering menggunakan undang-undang menindas seperti Seksyen 124B Kanun Keseksaan, Akta Hasutan dan Akta Mesin Cetak dan Penerbitan untuk mendiamkan pengkritik.
Undang-undang mesti diguna untuk melindungi masyarakat, bukan untuk menggertak dan menakut-nakutkan rakyat.”
Fahmi Fadzil
Pengarah Komunikasi KEADILAN
15 September 2015
–
MEDIA STATEMENT
DS Anwar’s message to the public
DS Anwar Ibrahim conveyed the following message to the public through his lawyers on 15 September 2015:
“I condemn the actions of the Umno members and others who instigated and participated in the burning of effigies of DAP leaders. It was a disgraceful and uncultured act, which a carries a racial slant.
The UMNO leadership under Najib Razak is increasingly intolerant, irresponsibly relying upon race and religion in an attempt to remain relevant.
The tactic of demonizing opposition figures is reminiscent of authoritarian statecraft.
UMNO and its leaders must have the courage to face the opposition and civil society in healthy and reasoned debate.
This lack of courage is also mirrored in the frequent resort by Home Minister Zahid Hamidi to oppressive laws such as Section 124B of the Penal Code, the Sedition Act and Printing Press and Publication Act to silence criticism.
Laws must be wielded to protect society, and not to cow and intimidate the people.”
Fahmi Fadzil
KEADILAN Communications Director
15 September 2015
Tiada ulasan:
Catat Ulasan